Senin, 21 Januari 2008

Fotosintesis

Fotosintesis, proses matahari membuat gula

1.. Cahaya matahari bereaksi dengan klorofil, dan memecah air menjadi komponen dasarnya. Reaksi ini mengeluarkan oksigen; dan yang jauh lebih penting ialah bahwa reasi ini "memuati" dua koenzim, yang satu dengan energi kimia dan yang lain dengan hidrogen

2. Anak panah menggambarkan gerakan koenzim yang bermuatan ini.

3. Yang sedang menunggu ialah karbondioksida dalam senyawa penerima. Di sini ada satu koenzim yang bermuatan melepaskan muatan energinya untuk menggerakkan penyatuan penting antara muatan hidrogen koenzim yang satu dengan karbon yang menunggu. Karbohidrat yang dihasilkannya menjadi gula, hasil dasar fotosintesis

4 Kedua koenzim yang muatannya dibongkar itu kemudian kembali untuk dimuati lagi dan mengulang daur tadi.

sumber : Pustaka Alam Life, Tetumbuhan, 1980 dan dari berbagai sumber

Mollusca

MOLLUSCA

The name Mollusca (from the Latin mollis meaning soft), was first used by the French zoologist Cuvier in 1798 to describe squids and cuttlefish , animals whose shell is reduced and internal, or entirely absent. It was only later that the true affinities between these species and other molluscs, such as snails and bivalves , were fully recognised.

The molluscs are a very successful group. If success is measured in terms of number of species and variety of habitats to which they have become adapted, then molluscs are one of the three most successful groups in the animal kingdom. Over 160,000 species have been described, of which around 128,000 are living and about 35,000 are recorded as fossil species.

Molluscs are found in nearly all habitats. In the sea they occur from the deepest ocean trenches to the intertidal* zone. They may be found in freshwater as well as on land where they occupy a wide range of habitats. Thus, during their evolution, they have become adapted to living in nearly all available habitats.

The phylum Mollusca is normally divided into 8 classes of very unequal importance; the most important class of living molluscs is the Gastropoda comprising more than 80% of all living mollusc species. Although the Cephalopoda still contains a number of living species, fossil evidence suggests that they were once far more abundant than they are today, and were probably the dominant animals of Ordovician* seas।

sumber; http://www-biol.paisley.ac.uk/Courses/Tatner/biomedia/units/moll1.htm

Kamis, 03 Januari 2008

Model Pembelajaran Inkuiri

MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI

1. Pengertian Dan Tujuan Model Pembelajaran Inkuiri

a. Pengertian Model Pembelajaran Inkuiri

Model pembelajaran inkuiri merupakan suatu model pembelajaran yang dikembangkan berdasarkan cara berfikir yang bersifat penemuan yaitu menarik kesimpulan berdasarkan data-data yang teramati. Atas dasar ini model pembelajaran inkuiri menekankan pada pengalaman lapangan seperti mengamati gejala atau mencoba suatu proses kemudian mengambil kesimpulan.

b. Tujuan Model Pembelajaran Inkuiri

Tujuan umum dari latihan model pembelajaran inkuiri adalah menolong siswa mengembangkan disiplin intelektual dan ketrampilan yang dibutuhkan dengan memberikan pertanyaan dan mendapatkan jawaban atas dasar rasa ingin tahu mereka.

2. Karakteristik Model Pembelajaran Inkuiri

1. Koneksi

  • proses koneksi melalui : konsiliasai, pertanyaan, dan observasi
  • siswa mampu menghubungkan pengetahuan sains pribadi dengan konsep komunitas sains.
  • dilakukan dengan diskusi bersama, eksplorasi fenomena
  • guru mendorong untuk mendiskusikan dan menjelaskan pemahaman mereka bagaimana suatu fenomena bekerja, menggunakan contoh dari pengalaman pribadi, menemukan hubungan dengan literature.

2. Desain

  • proses desain melalui prosedur materi.
  • siswa membuat perencanaan mengumpulkan data yang bermakana yang ditujukan pada pertanyaan. Disini terjadi integrasi konsep sains dengan proses sains.
  • guru memantau ketepatan aktifitas siswa

3. Investigasi

  • proses melalui koleksi dan mempresentasikan data
  • siswa dapat membaca data secara akurat, mengorganisasi data dengan cara yang logis dan bermakna, dan memperjelas hasil penyelidikan.

4. Membangun Pengetahuan

  • proses melalui reflektif – konstruksi – prediksi.
  • konsep yang dilakukan dengan eksperimen akan memberi arti yang lebih bermakna dan mampu berfikir kritis. Ia harus menghubungkan antara interpretasi ilmiah yang diterima.
  • siswa dapat mengaplikasikan pemahamannya pada situasi baru yang mengembangkan inferensi, generalisasi, dan prediksi.
  • guru bertukar pendapatterhadap pemahaman siswa.

3. Fase Model Pembelajaran Inkuiri Menurut Joyce (1992)

Apersepsi :

Proses Respirasi Aerob Pada Tumbuhan

Model pembelajaran :

Ø Fase 1 : Berhadapan dengan masalah

guru menyajikan prosedur inkuiri dan menyajikan peristiwa yang membingungkan.

Diperlihatkan kepada siswa dua buah tabung yang tertutup rapat, yang satu diisi kecambah dan yang satu dikosongkan.

Siswa disuruh untuk menaruh tabung tersebut ditempat yang gelap selama satu jam, kemudian siapkan bara api dari lidi atau batang korek api. Buka sumbatan kedua tabung tersebut, kemudian masukan bara api kemasing-masing tabung kemudian mengamati apa yang terjadi.

Ø Fase 2 : Pengumpulan data yang untuk verifikasi

Menemukan sifat objek dan kondisi

a. membuktikan sifat objek, kejadian dan sifat gejala:

bara api

b. memilahkan perubahan-perubahan dan kondisi yang relevan :

bara api setelah dimasukan kedalam masing-masing tabung.

Ø Fase 3 : Pengumpulan data dalam eksperimen

Mengenali variabel-variabel yang relevan, merumuskan hipotesis dan mengujinya.

a. mengenali variable-variabel yang relevan :

1. kecambah

2. api

3. oksigen

b. merumuskan hipotesis dan mengujinya melalui percobaan misalnya :

bara api padam karena terjadi proses respirasi pada tumbuhan yang membutuhkan oksigen.

Ø Fase 4 : Merumuskan penjelasan

Merumuskan aturan-aturan atau penjelasan-penjelsan

Siswa mencerna informasi yang berasal dari data yang terkumpul dan menjelaskan sesuai kemampuannya.

Diskusi dari pertanyaan penelitian, misalnya :

Mengapa bara api padam setelah dimasukan kedalam tabung ?

Adakah peranan oksigen pada proses respirasi tumbuhan ?

Ø Fase 5 : Menganalisis proses inkuiri

Menganalisis strategi inkuiri dan mengembangkannya menjadi lebih efektif.

Guru dan siswa bekerjasama untuk mengevaluasi strategi yang telah dilaksanakan.

4. Keunggulan dan Kekurangan Model Pembelajaran Inkuiri

  1. Keungulan model pembelajaran inkuiri

§ Meningkatkan pemahaman sains

§ Produktif dalam berfikir kreatif

§ Siswa menjadi terampil dalam memperoleh dan menganalisis informasi

§ Menekankan aspek kognitif, afektif, psikomotorik.

§ Memberikan ruang kepada siswa untuk belajar sesuai gaya belajar.

§ Mampu melayani siswa diatas rata-rata

  1. Kekurangan model pembelajaran inkuiri

§ guru dituntut untuk kreatif

§ belajar mengajar dengan inkuiri memerlukan kecerdasan anak yang tinggi.

§ inkuiri tidak cocok untuk diterapkan pada anak yang usianya terlalu muda, misalnya SD.

§ Untuk mengimplementasikannya perlu waktu relative lama.

§ sulit mengontrol kegiatan dan keberhasilan siswa.

§ Sulit merencanakan pembelajaran karena benturan kebiasaan.

§ Keberhasilan belajar ditentukan dalam menguasai materi sehingga tidak semua guru mampu mengimplementasikannya.

Mekanisme Sistem Kekebalan Tubuh

MEKANISME SISTEM PERTAHANAN TUBUH TERHADAP KONFIGURASI ASING YANG MASUK KEDALAM TUBUH

A. Antigen dan Antibodi

1. Antigen

Antigen merupakan suatu bahan atau molekul yang dapat menimbulkan respons imun humoral atau seluler. Atau juga bahan yang dapat bereaksi dengan produk respon imun tadi dan merupakan sasaran respons imun. Atau antigen adalah substansi yang bila memasuki inang vertebrata menimbulkan respon kekebalan yang membawa kepada terbentuknya kekebalan dapatan. Respons kekebalan ini mengakibatkan pembentukan antibodi spesifik yang beredar dalam aliran darah (imunitas humoral) atau merangsang peningkatan jumlah sel-sel reaktif khusus yang disebut limposit (imunitas yang diperantarai sel “ cell mediated immunity“).

Penggolongan Antigen

  1. Menurut Spesifitas

a. Heteroantigen : dimiliki banyak spesies

b. Xenoantigen : hanya dimiliki satu spesies tertentu

c. Alloantigen : spesifik untuk individu dalam satu spesies

d. Autoantigen : dimiliki alat tubuh sendiri

  1. Menurut Sifat Kimiawi

a. Hidrat Arang (Polisakarida)

Glikoprotein pada permukaan sel mikroorganisme dapat menimbulkan respon imun

b. Lipid

Lipid biasanya tidak imunogenik, tetapi menjadi imunogenik bila diikat carrier protein (sphingolipid)

c. Asam Nukleat

Asam nukleat biasanya tidak imunogenik, tetapi menjadi imunogenik bila diikat carrier protein

d. Protein

Kebanyakan protein adalah imunogenik

  1. Menurut Epitop

Epitop adalah determinan antigen, merupakan bagian daei antigen yang dapat membuat kontak fisik dengan reseptor amtibodi (paratop)

a. Unideterminan, Univalen

Hanya satu epitop pada satu molekul

b. Unideterminan, Multivalen

Hanya satu jenis epitop tetapi dua atau lebih epitop tersebut ditemukan pada satu molekul

c. Multideterminan, Univalen

Banyak epitop yang bermacam-macam tetapi hanya satu setiap macamnya pada satu molekul

d. Multideterminan, Multivalen

Banyak macam epitop dari setiap macam pada satu molekul

2. Antibodi

Antibodi merupakan senjata yang tersusun dari protein dan dibentuk untuk melawan sel-sel asing yang amsuk kedalam tubuh. Senjata ini diproduksi oleh sel-sel B, sekelompok prajurit pejuang dalam system kekebalan. Antibody akan menghancurkan musuh-musuh penyerbu. Antibody mempunyai dua fungsi, pertama untuk mengikatkan diri kepada sel-sel musuh, yaitu antigen. Fungsi kedua adalah membusukan struktur biologios antigen tersebut lalu menghancurkannya.

Antibodi menandai molekul-molekul asing tempat mengikatkan diri, sehingga sel-sel system imun dapat membedakan dan dapat menghancurkan antigen tersebut.

Antibodi yang terbentuk dalam tubuh sesuai dengan antigen yang dihadapinya.

B. Sistem Imun dan Respon Imun

Sistem imun adalah gabungan sel yang berperan dalam resistensi terhadap infeksi.

Respon imun adalah reaksi yang dikordinasikan sel-sel terhadap mikroorganisme dan bahan lainnya.

Sistem imun dibedakan menjadi 2 yaitu : sistem imun alamiah / non spesifik dan sistem imun didapat / spesifik

  1. Sistem Imun Alamiah / Non Spesifik

Berupa komponen normal tubuh yang selalu drtemukan pada individu sehat dan siap mencegah mikroorganisme masuk dalam tubuh. Jumlahnya dapat meningkat oleh infeksi. Non spesifik karena tidak ditunjukan terhadap mikroorganisme tertentu, telah ada dan siap berfungsi sejak lahir. Merupakan pertahanan terdepan dalam menghadapi serangan berbagai mikroorganisme.

    1. Pertahan fisik / mekanik

Kulit, selaput lender, silia saluran nafas, batuk, bersin dan lain-lain

    1. Pertahanan biokimia

PH asam pada keringat, lisozim dalam keringat, ludah, air mata, dan air susu ibu.

    1. Pertahanan humoral

1. Komplemen

Antibodi dan komplemen menghancurkan dinding sel bakteri proteksi terhadap infeksi.

2. Interferon

Ø Glikoprotein

Ø Mempunyai sifat antivirus, karena dilepas sebagai respon terhadap infeksi virus.

    1. Pertahanan Seluler

1. Fagosit : monosit, granulosit

2. Makrofage

Ø sel kupffer : makrofage dalam hati

Ø sel langerhans dikulit

Ø dapat hidup lebih lama, bergranul dan melepas berbagai bahan (lisozim)

3. Sel NK (Natural Killer Cell)

Ø limfosit terdiri dari sel B dan sel T

Ø fungsi : imunitas non spesifik

4. Sel Mast

Berperan dalam reaksi alergi dan pertahan tubuh

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Sistem Imun Non Spesifik

1. Spesies

Perbedaan spesies memiliki perbedaan kerentanan yang jelas terhadap mikroorganisme asing.

2. Keturunan Dan Usia

Ø peran hereditas menentukan resistensi terhadap infeksi

Ø usia muda (anak) lebih rentan terkena infeksi karena system imun yang belum matang

Ø usia lanjut disertai dengan penurunan resistensi terhadap infeksi

3. Hormon

Ø sebelum pubertas sistem imun pada pria dan wanita sama

Ø system imun berkembang pada usia dewasa

Ø hormon estrogen pada wanita membantu meningkatkan system imun bayi

4. Suhu

Ø pada suhu normal beberapa mikroorganisme tidak menginfeksi manusia

Ø suhu mempengaruhi tingkat infeksi tergantung karakteristik mikroorganismenya

5. Faktor Nutrisi

Nutrisi yang baik dapat meningkatkan system imun, begitu juga sebaliknya.

6. Flora Normal

Flora normal kulit dapat memproduksi berbagai bahan anti mikrobial

7. Stress

Stress juga dapat mempengaruhi katahanan tubuh menjadi kurang baik

  1. Sistem Imun Didapat / Spesifik

Sistem imun spesifik mempumyai kemampuan untuk mengenal benda yang dianggap asing bagi dirinya. Spesifik berarti hanya dapat menghancurkan / menyingkirkan benda asing yang sudah dikenal sebelumnya. Benda asing pertama, segera dikenali kemudian terjadi sensitasi system imun tubuh. Benda asing kedua, akan dikenal lebih cepat kemudian dihancurkan.

    1. Sistem Imun Spesifik Humoral

Limfosit B atau sel B berasal dari sumsum tulang. Jika ada benda asing, sel B dirangsang oleh benda asing kemudian terbentuk antibody sebagai pertahanan terhadap infeksi virus, bakteri dan sebagainya.

    1. Sistem Imun Spesifik Seluler

Limfosit T atau sel T berasal dari sumsum tulang tetapi deferensiasinya terjadi didalam kelenjar timus. Fungsinya : sebagai pertahanan terhadap bakteri, virus, keganasan dan sebagainya.

    1. Kerjasama Antara Sistem Imun Non Spesifik Dan System Imun Spesifik.

Saling berinteraksi dalam menghadapi imfeksi. Non spesifik diperlukan untuk merangsang aistem imun spesifik.

Mikroba masuk mengaktifkan komplemen kemudian merangsang sel yang diinfeksi untuk melepaskan interferon dan mengaktifkan sel NK serta mengaktifkan sel T untuk memberikan bantuan ke sel NK untuk menghancurkan benda asing tersebut.

C. Sel-Sel Yang Bertugas dalam Sistem Kekebalan

Fagositosis adalah salah satu elemen paling penting dalam sistem kekebalan. Proses ini memberi perlindungan segera dan efektif terhadap infeksi.

Pasukan bantuan pertama: Makrofag

Makrofag bereaksi dengan cara spesifik. Mereka tidak bertempur satu lawan satu seprti antibodi. Seperti sel pertahanan lainnya, makrofag berasal dari sum-sum tulang. Makrofag memiliki waktu hidup yang sangat panjang. Meskipun ukurannya kecil (10-15 mikrometer) mereka sangat penting karena memiliki kemampuan untuk menyerap dan memakan molekul besar dalam sel dengan cara fagositosis. Semua memusnahkan semua bahan yang harus dibersihkan seperti mikroorganisme, kompleks antigen-antibodi, dan bahan-bahan lain dengan struktur serupa antigen.

Tanda bahaya umum

Jika musuh lebih banyak dari jumlah yang dapat ditangani makrofag yang sedang berperang, maka dieksresikan suatu zat khusus, namun zat tersebut adalah “pirogen” dan ini semacam bunyi tanda bahaya. Setelah berjalan sangat jauh “pirogen” mencapai otak, lalu merangsang pusat peningkatan panas pada otak. Otak akan membunyikan tanda bahaya dalam tubuh dan orang yang bersangkutan akan mengalami demam tinggi.

Transfer informasi

Fugsi menakjubkan dari makrofag adalah dalam hal menyuplai limfosit yaitu dengan sel T dan sel B dengan informasi mengenai musuh. Sel T dan sel B inilah pahlawan sejati dalam sitem pertahanan tubuh.

Sang pahlawan: limfosit

Limfosit merupakan sel utama dalam sistem kekebalan. Peperangan yang sengit dalam tubuh hanya dapat dimenangkan berkat usaha gigih limfosit.

Pabrik utama ditubuh manusia: Sel B

Sel B layaknya pabrik utama dalam tubuh. Pabrik ini memproduksi protein, disebut antibodi yang dimaksudkan untuk menyerang musuh. Sel limfosis mengalami proses yang sangat kompleks sebelum menjadi sel B. pada fase awal, sel B menusun ulang fragmen gen yang akan membentuk molekul Antibodi. Sebagian sel B menjadi sel “pengingat”. Sel ini tidak langsung turut serta dalm pertahanan tubuh. Mereka bertugas menyimpan catatan mengenai musuh yang telah dihadapi untuk mempercepat persiapan perang dimasa yang akan datang. Dalam keadaan benar-benar siap berperang, sebelum mempertahankan tubuh, sel B belajar membedakan musuh dari sel tubuh. Dengan demikian antigen diidentifikasi sebagi benda asing. Dengan cara ini sel B dapat dengan mudah mengenali antigen, semisal bakteri. Sel B layaknya penjaga yang selalu waspada kalau-kalau adalah mikroba. Ketika mereka menemukan penyerang, mereka akan cepat membelah diri dan memproduksi Antibodi.

Pasukan pemberani: Sel T

Setelah diproduksi disum-sum tulang, sebagian limfosit bermigrasi ke timus. Limfosit ini, yang disini membelah diri dan matang diebut sel T. sel ini matang membentuk dua kelompok, sel penolong dan sel pembunuh. Sm seperti sel B, sel T juga merupakan sel sederhana pda awlnya. Bedanya, sel T harus melalui jalan yang jauh lebih rumit dan melewati serngkaian ujian untuk menjadi sel T yang siap melaksakan misinya. Sel ini mengenali musuh dengan bantuan “MHC” major Histocompability yang ditempatkan dipermukaan musuh.

Sel T penolong

Sel ini dapat dianggap sebagai administrator didalam sistem pertahanan. Pada tahap awal perang, ia menguraikan sifat-sifat sel asing yang diabsropsi oleh makrofag dan sel penangkap lainnya.

Sel T pembuhuh

Sel T pembunuh adalah unsur paling efesien dalam sistem pertahanan tubuh. Sel T pembunuh membuhuh sel yang sakit yang telah diserang oleh virus. Sel T pembunuh terlebih dulu harus membedakan antara sel normal dan sel yang didalamnya terdapat musuh yng bersembunyi. Sel T pembunuh mengatasi masalah ini dengn bntuan sistem molekul KSU yang telah ada padanya. Sel T pembunuh menyimpan senajata dalma bentuk granul. Kadang sel penyerang berembunyi dengan sangat rapi dalam sel tubuh, sehingga baik Antibodi mupun sel T tidak dapat mengenali musuh ini.

Sel yang menyerahkan antigen (antigen presenting cell): “SMA”

Tugas sel ini adalah menyerahkan antigen (musuh) kepada sel T. sel ini mengenali musuh dan menyerahkan musuh yang ditangkapnya kepad sel T, untuk melengkapi sel T dengan pengetahuan mengenai musuh. Yang lebih menarik, SMA sangat mengetahui kebutuhan sel T. berdasarkan hal ini, SMA akan mencegah sel musuh dan memberikan kepada sel T hanya urutan asam amino sel musuh saja. Berarti SMA bahkan mengetahui bahwa sel T akan mengekstrak informasi yang diperlukan dari urutan asam amino ini.

D. Mekanisme Pertahanan Tubuh Terhadap Antigen Yang Masuk

Mekanisme sistem pertahanan tubuh bisa diibaratkan dengan pertempuran. Pertempuran yang dilakukan oleh sistem pertahanan tubuh kita terdiri atas tiga tahapan penting, yaitu :

  1. Aksi pertama, yaitu pengenalan musuh yang dihadapi. Dalam hal ini musuh yang dihadapi adalah antigen (mikroorganisme), bisa berupa bakteri ataupun virus.
  2. Aksi yang kedua, perang habis-habisan yang dilancarkan oleh pasukan sebenarnya. dalam hal ini perang dilakukan oleh organ-organ system imun.
  3. Aksi terahir adalah kembali ke keadaan normal.

Sistem pertahanan tubuh harus bisa mengenali dengan jelas musuhnya sebelum memulai perlawanan, karena setiap kejadian berbeda satu sama lainnya bergantung pada jenis musuhnya. Lebih dari itu, jika pengetajuan ini tidak ditangani dengan tepat, system pertahanan kita dapat berbalik menyerang sel tubuh sendiri.

Fagosit, yang dikenal sebagai sel pemulung dalam system pertahanan, melancarkan aksi pertama. Mereka bertempur satu lawan satu dengan musuh. Mereka seperti apsukan infantry yang bertempur dengan bayonetnya melawan satuan musuh.

Kadang-kadang fagosit tidak dapat mengatasi jumlah musuh yang terus menerus bertambah. Pada tahap ini sel fagosit besar, makrofag, mengambil alih. Kita dapat mengumpamakan makrofag sebagai pasukan kafaleri yang memotong jalan ketengah musuh. Pada saat yang sama makrofag menyekresikan suatu cairan, yang menyalakan alarm untuk meningkatkan suhu tubuh.

Makrofag masih memiliki karakteristik penting lainnya. Saat menangkap dan menelan virus, makrofag merobek bagian tertentu pada virus, yang kemudian dibawanya seperti bendera. Bendera ini berlaku sebagai tanda dan informasi bagi elemen-elemen lain pada sistem pertahanan.

Kumpulan informasi ini diteruskan kepada sel T penolong, yang menggunakan untuk mengenali musuh. Begitu informasi sampai, maka tugas pertama yang harus dilakukan adalah segera menyiagakan sel T pembunuh dan merangsangnya untuk memperbanyak diri. Dalam waktu singkat, sel T pembunuh yang terstimulasi akan menjadi pasukan yang kuat. Fungsi sel T penolong juga mereka memastikan lebih banyak fagosit didatangkan kemedan perang, sementara mereka mentransfer informasi mengenai musuh kepada limfa dan nodus limfa.

Setelah nodus limfa menerima informasi, sel B yang telah menunggu gilirannya, teraktifkan. (sel B dibuat di sumsum tulang, kemudian berimigrasi ke nodus limfa, menunggu giliran untuk melaksanakan tugas).

Sel B yang telah teraktifkan harus melalui beberapa tahapan. Setiap sel B yang telah terstimulasi mulai memperbanyak diri. Proses memperbanyak didri berlanjut sampai ribuan sel identik terbentuk. Selanjutnya, sel B mulai membelah diri dan berubah menjadi sel plasma. Sel plasma juga menyekresikan antibody sebagai senjata selama bertempur dengan musuh. Senjata ini sangat berguna. Mereka cukup mampu berikatan dengan musuh terlebih dahulu, lau memusnahkan struktur biologis musuh (antigen).

Jika virus menembus sel, antibody tidak dapat menangkap virus. Pada tahap ini, sel T pembunuh berperan lagi. Dengan bantuan molekul KSU, ia mengenali virus yang ada didalam sel, lalu membunuhnya.

Namun kalau virus telah terkamuflase dengan baik dan dapat menghindar dari perhatian sel T pembunuh, maka “sel pembunuh alamiah” atau disingkat PA datang beraksi. Sel PA membunuh sel yang ditempati virus dan tidak dapat dikenali oleh sel lain.

Setelah perang dimenangkan, sel T penekan menghentikan perang. Meskipun perang telah berakhir, perang tidak akan dilupakan. Sel pengingat telah menyimpan musuh didalam ingatannya. Dengan tetap tinggal didalam tubuh selama bertahun-tahun, sel ini membantu pertahanan menjadi lebih cepat dan lebih efektif jika musuh yang sama menyerang lagi.

Aplikasi Komputer

KOMPUTER SEBAGAI MEDIA PENGAJARAN

1. Pengertian Media Berbasis Komputer.

Teknologi berbasis komputer merupakan cara menghasilkan atau menyampaiakan materi dengan menggunakan sumber-sumber yang berbasis mikro prosesor. Perbedaan antara media yang diahasilkan oleh teknologi yang berbasis komputer dengan yang ndihasilkan oleh teknologi lainnya adalah karena informasi / atau materi disimpan didalam bentuk digital, bukan dalam bentuk cetakan atau visual. Pada dasarnya teknologi berbasis komputer menggunakan layar kaca untuk menyajikan informasi kepada siswa. Berbagai jenis aplikasi teknologi berbasis komputer dalam pengajaran umumnya dikenal sebagai computer assisted instruction (pengajaran dengan bantuan komputer). Aplikasi tersebut apabila dilihat dari cara penyajian dan tujuan yang ingin dicapai meliputi tutorial (penyajian materi pelajaran secara bertahap), drill and practice (latihan untuk membantu siswa menguasai materi yang telah dipelajari sebelumnya), permainan dan simulasi (latihan mengaplikasikan pengetahuan dan ketrampilan yang baru dipelajari), dan basis data (sumber yang dapat membantu siswa menambah informasi dan pengetahuannya sesuai dengan keinginan masing-masing).

2. Ciri-Ciri Media Berbasis Komputer

  1. Dapat digunakan secara acak, non-sekuensial, atau secara linier.
  2. Dapat digunakan berdasarkan keinginan siswa atau berdasarkan keinginan perancang sebagaimana direncanakannya.
  3. Biasanya gagasan-gagasan disajikan dalam gaya abstrak dengan kata, symbol dan grafik.
  4. Prinsip-prinsip ilmu kognitif untuk mengembangkan media ini.
  5. Pembelajaran dapat berorientasi siswa dan melibatkan interaktifitas siswa yang tinggi.
  6. Pembelajaran ditata dan berpusat pada lingkup kognitif sehingga pengetahuan dikuasai jika pelajaran itu diguanakan.
  7. Bahan- bahan pelajaran memadukan kata dan visual dari berbagai sumber.

3. Keuntungan dan Keterbatasan Komputer Yang Digunakan Untuk Tujuan Pendidikan.

Keuntungan :

  1. Komputer dapat mengakomodasi siswa yang lamban menerima pelajaran, karena ia dapat memberikan iklim yang lebih bersifat afektif dengan cara yang lebih individual, tidak pernah lupa, tidak pernah bosan, sangat sabar dalam menjalankan intruksi seperti yang diinginkan program yang digunakan.
  2. Komputer dapat merangsang siswa untuk mengerjakan latihan, melakukan kegiatan laboratorium atau simulasi karena tersedianya animasi grafik, warna, dan musik yang dapat menambah realisme.
  3. Kendali berada ditangan siswa sehingga tingkat kecepatan belajar siswa dapat disesuaikan dengan tingkat penguasaannya. Dengan kata lain komputer dapat berinteraksi dengan siswa swcara perorangan misalnya dengan bertanya dan menilai jawaban.
  4. Kemampuan merekam aktifitas siswa selama menggunakan suatu program pengajaran memberi kesempatan lebih baik untuk pembelajaran secara perorangan dan perkembangan setiap siswa selalu dapat dipantau.
  5. Dapat berhubungan dengan dan mengendalikan peralatan lain seperti compact disc, video tape, dan lain-lain dengan program pengendali dari komputer.

Keterbatasan :

  1. Meskipun harga perangkat keras komputer cenderung semakin menurun (murah) pengembangan perangkat lunaknya masih relative mahal.
  2. Untuk menggunakan komputer perlu pengetahuan dan ketrampilan khusus tentang komputer.
  3. Keragaman model komputer (perangkat keras) sering menyebabkan program (software) yang tersedia untuk satu model tidak cocok (kompatibel) dengan model lainnya.
  4. Program yang tersedia saat ini belum memperhitungkan kreatifitas siswa, sehingga hal tersebut tentu tidak akan dapat mengembangkan kreatifitas siswa.
  5. Komputer hanya efektif bila digunakan oleh satu orang atau beberapa orang dalam kelompok kecil. Untuk kelompok besar diperlukan tambahan peralatan lain yang mampu memproyeksikan pesan-pesan dari monitor kelayar lebih besar.

4. Penggunaan Media Berbasis Komputer

Dewasa ini komputer memiliki fungsi yang berbeda-beda dalam bidang pendidikan dan latihan. Komputer bnerperan sebagai manajer dalam proses pembelajaran yang dikenal dengan nama computer-managed instruction (CNI). Adapula peranan komputer sebagai pembantu tambahan dalam belajar, pemamfaatannya meliputi penyajian informasi isi materi pelajaran, latihan atau kedua-duanya. Modus ini dikenal sebagai computer assisted instruction (CAI). CAI mendukung pengajaran dan pelatihan akan tetapi ia bukanlah penyampaian utama materi pelajaran.

Penggunaan komputer sebagai media pembelajaran secara umum mengikuti proses intruksional sebagai berikut :

  1. merencanakan, mengatur dan mengorganisasikan dalam menjadwalkan pelajaran.
  2. mengevaluasi siswa (tes).
  3. mengumpulkan data mengenai siswa.
  4. melakukan analisis statistik mengenai data pembelajaran.
  5. membuat catatan perkembangan pembelajaran (kelompok atau perorangan).

Format penyajian dan informasi dalam CAI terdiri atas tutorial terprogram, tutorial intelijen, drill and practice dan simulasi. Tutorial terprogram adalah seperangkat tayangan baik statis maupun dinamis yang telah lebih dahulu diprogramkan. Secara berurut seperangkat kecil informasi ditayangkan yang diikuti dengan pertanyaan. Jawaban siswa dianalisis oleh komputer (dibandingkan dengan kemungkinan-kemungkinan jawaban yang telah deprogram oleh guru / perancang), dan berdasarkan hasil analisis itu umpan balik yang sesuai. Urutan linear dan bercabang digunakan penetapan kapan bercabang dimaksudkan untuk penyajian materi pelajaran tambahan berdasarkan hasil analisis perkembangan siswa setelah menyelesaikan beberapa latihan dan tugas. Semakin banyak cabang yang tersedia, semakin luwes program tersebut menyelesaikan dengan perbedaan indifidual siswa. Media tambahan lain biasanya digabungkan untuk format tutorial terprogram, seperti tugas-tugas bacaan berbasis cetak, kegiatan kelompok, percobaan laboratorium, kegiatan latihan, simulasi dan interaksi dengan video disc.

Tutorial intelejen berbeda dari tutorial terprogram karena jawaban komputer terhadap pertanyaan siswa dihasilkan oleh intelejensia artificial, bukan jawaban-jawaban yang terprogram yang terlebih dahulu disipkan oleh perancang pelajaran. Dengan demikian, ada dialog dari waktu ke waktu antara siswa dan komputer, baik siswa maupun komputer dapat bertanya atau memberi jawaban.

Drill and practice digunakan dengan asumsi bahwa suatu konsep, atauran atau kaidah, atau prosedur telah diajarkan kepada siswa. Program ini menuntun siswa dengan serangkaian contoh untuk meningkatkan kemahiran menggunakan ketrampilan. Hal terpenting adalah memberikan penguatan secara konstan terhadap jawaban yang benar. Komputer dengan sabar memberi latihan sampai suatu konsep benar-benar dikuasai sebelum pindah kekonsep yang lain. Ini merupakan salah satu kegiatan yang amat efektif apabila pembelajaran ini memerlukan pengulangan untuk mengembangkan ketrampilan atau mengingat dan menghafal fakta atau informasi. Meskipun pernah mendapat kritikan tajam, format drill and practice kian memperoleh kembali tempat dalam pengajaran. Tugas / perilaku kompleks sering kali memerlukan ketrampilan yang harus secara otomatis dilakukan terutama ketrampilan yang dikerjakan dengan kecepatan dan ketepatan.

Simulasi pada komputer memberikan kesempatan untuk dinamis, interaktif, dan perorangan. Dengan simulasi, lingkungan pekerjaan yang kompleks dapat ditata hingga menyerupai duania nyata. Keberhasilan simulasi dipengaruhi oleh tiga factor, yaitu scenario, model dasar dan lapisan pengajaran. Scenario harus mencerminkan kehidupan nyata. Yang menentukan apa yang terjadi dan bagaimana hal itu terjadi, siapa karakternya, objek apa yang ikut terlibat, apa peran siswa, dan bagaimana siswa berhadapan dengan simulasi itu. Untuk mensimulasikan suatu situasi, komputer harus menanggapi tindakan siswa seperti halnya yang terjadi dalam situasi kehidupan sesungguhnya. Model dasar merupakan factor kedua yang turut mempengaruhi keberhasilan simulasi. Model adalah formula matematis atau aturan “jika-maka”, yang mencerminkan hubungan sebab dan akibat dalam pengalaman hidup nyata. Lapisan pengajaran adalah taktik dan strategi pengajaran yang digunakan untuk mengoptimalkan pembelajaran dan motivasi.